Jumat, 04 Mei 2012

contoh RPP PKR Bahasa Indonesia dan IPA


RENCANA PEMBELAJARAN
KELAS RANGKAP


Mata Pelajaran         :  1. Bahasa Indonesia
                                        2. Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas                          :  IV (Empat) dan V (Lima)
Semester                  :  I (Satu)
Alokasi Waktu         :  2 x 35 menit


I.              Standar Kompetensi
Kelas IV    :  3. Memahami teks agak panjang (150-200 kata) petunuk pemakaian, makna kata dalam kamus eksiklopedi.
Kelas V      :  4. Memahami hubungan antar sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses.

II.           Kompetensi Dasar
Kelas IV :  3.2   Melakukan sesuatu berdasarkan petunjuk pemakaian yang di baca.
Kelas V  :  4.2   Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap.

III.        Indikator
Kelas IV            : 
·                Menjelaskan petunjuk penggunaan pompa angin.
·                Menuliskan petunjuk penggunaan pompa angin.

Kelas V  :
·         Mendemonstrasikan bahwa benda mengalami perubahan sifat karena proses.
·         Menyimpulkan hasil percobaan.

IV.        Tujuan Pembelajaran
Kelas IV            :
1.      Melalui menyimak dan tanya jawab siswa dapat menjelaskan petunjuk penggunaan pompa angin.
2.      Melalui demonstrasi siswa dapat menuliskan urutan petunjuk penggunaan pompa angin.

Kelas V  :
1.      Melalui demonstrasi siswa dapat membandingkan perubahan benda yang bersifat sementara dan tetap dengan menggunakan lilin dan kertas yang dibakar.
2.      Melaui informasi dari guru siswa dapat menyimpulkan hasil percobaan dari lilin yang dilelehkan dan kertas yang dibakar.

V.           Materi Pembelajaran
a.      Materi Pokok
Kelas IV      :  Petunjuk Pemakaian Alat
Kelas V        :  Perubahan Kimia dan Fisika

VI.        Kegiatan Pembelajaran
A.           Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi

B.            Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1.             Kegiatan Awal (10 menit)
·           Mengkondisikan siswa kelas IV dan V (Berdoa, mengabsen).
·           Apersepsi : -  Guru mengadakan tanya jawab tentang materi yang
lalu dan menghubungkannya dengan materi yang akan dibahas.
·           Menyampaikan tujuan pembelajaran.

2.             Kegaiatan Inti (45 menit)
·         Siswa kelas IV membaca petunjuk penggunaan pompa angin.
·         Siswa kelas V menyimak penjelasan guru mengenai perubahan kimia dan Fisika.
·         Siswa kelas V mendata sifat benda antara lain bentuk, warna dan kelenturan dengan menggunakan alat peraga lilin dan kertas.
·         Di kelas IV Guru menunjuk salah satu siswa untuk mendemonstrasikan cara penggunaan pompa angin dengan dibimbing guru.
·         Siswa kelas IV diberi tugas oleh guru untuk menuliskan petunjuk penggunaan pompa angin.
·         Siswa kelas V melakukan percobaan untuk membandingkan perubahan benda yang bersifat sementara dan tetap.
·         Siswa kelas V membuat kesimpulan hasil percobaan.

3.             Kegiatan Akhir (15 menit)
·         Siswa kelas IV dan V dengan dibimbing guru menyimpulkan materi pembelajaran.
·         Guru memberikan tugas (PR) sebagai tindak lanjut.

C.           Media dan Sumber Pembelajaran
a.             Media Pembelajaran
Kelas IV          :  Pompa angin, sepeda.
Kelas V           :  Lilin, korek api, kertas, dan gelas kecil.

b.            Sumber Pembelajaran
·      Buku Bahasa Indonesia kelas 4, karangan Edi Warsidi dan Farika, BSE penerbit  Departemen Pendidikan Nasional, hal : 1519.
·      Buku IPA kelas 5, karangan Choiril Azmiyawati, dkk, BSE penerbit  Departemen Pendidikan Nasional, hal : 7173.

VII. Penilaian
a.     Prosedur penilaian :
·         Penilaian awal                   :  Dilaksanakan
·         Penilaian dalam proses      :  Dilaksanakan
·         Penilaian akhir                   :  Dilaksanakan
b.                 Jenis penilaian             :  Tertulis
c.                  Alat penilaian                          :  Tes
d.                 Bentuk penilaian                     :  Uraian
e.                  Intrument                                :  Terlampir



Bogor,   Nopember 2011
Kepala Sekolah




....................................
Guru




.......................................







LEMBAR KERJA SISWA



Kelas IV
Tulislah petunjuk penggunaan pompa angin!
1.      ...............................................................................................................
2.      ...............................................................................................................
3.      ...............................................................................................................
4.      ...............................................................................................................
5.      ...............................................................................................................



Kelas V
Tulislah kesimpulan dari hasil percobaan yang telah dilakukan!
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................













PR

Kelas IV
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1.      Mengapa penahan pompa angin harus diinjak?
2.      Apa fungsi ujung selang “berkepala” dari pompa itu?
3.      Mengapa tungka pompa harus ditarik ke atas?
4.      Mengapa tungkai pompa harus didorong?
5.      Urutkan kembali petunjuk penggunaan pompa tersebut!


Jawaban
1.      Agar pompa tetap dalam posisi berdiri.
2.      untuk menjaga udara atau angin masuk kedalam ban.
3.      Untuk menghisap udara dari luar
4.      Untuk mengalirkan udara ke dalam ban
5.      1.   Masukan ujung selang pompa angin ke dalam lubang ban sepeda yang kurang
      angin
2.      Injaklah penahan keseimbangan Agar pompa tetap dalam posisi berdiri.
3.      Tarik tungkai pompa ke atas.
4.      Doronglah tungkai pompa ke bawah.
5.      Lakukan berulang sampai ban sepeda itu cukup terisi angin.



Kriteria Penilaian/Skor
-          Nomor 1 jawaban yang betul nilainya  2
-          Nomor 2 jawaban yang betul nilainya  2
-          Nomor 3 jawaban yang betul nilainya  2
-          Nomor 4 jawaban yang betul nilainya  2
-          Nomor 5 jawaban yang betul nilainya  5   +
                                    Total                      13

N =   Jumlah jawaban yang betul x 100  =  100
                                    13




Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan benar!
Kelas V
  1. Apa yang dimaksud perubahan fisika?
  2. Apa yang dimaksud perubahan kimia?
  3. Bagaimana proses terjadinya perubahan Fisika pada lilin yang dibakar?
  4. sebutkan 2 contoh perubahan kimia?


Jawaban
1.      Perubahan fisika adalah perubahan yang tidak menghasilkan zat baru.
2.      Peubahan kimia adalah perubahan yang dapat menghasilkan zat baru.
3.      Lilin dibakar, lilin akan meleleh dan mencair, sesudah dingin lilin menjadi keras dan dapat digunakan kembali.
4.        1.  Nasi yang dimasak menjadi bubur
2.    Besi yang berkarat.



Kriteria Penilaian/Skor
-          Nomor 1 jawaban yang betul nilainya  2
-          Nomor 2 jawaban yang betul nilainya  2
-          Nomor 3 jawaban yang betul nilainya  2
-          Nomor 4 jawaban yang betul nilainya  4   +
                                    Total                      10

N =   Jumlah jawaban yang betul x 100  =  100
                                    10

Minggu, 29 April 2012

MANFAAT BELAJAR SENI BAGI ANAK USIA SD


              Manfaat belajar seni bagi anak, beberapa ahli ilmu jiwa (psikologi) maupun dikalangan cendikiawan pendidikan disebutkan bahwa seni itu dimiliki semua orang.
Secara garis besar maanfaat belajar seni rupa dapat diuraikan :

1.      Seni Rupa Sebagai Bahasa Visual
              Hampir bisa dikatakan bahwa prilaku anak dekat dengan kegiatan berkesenian, tiada hari tanpa gambar atau seni. Berseni merupakan kebutuhan anak dalam :
a.       Mengutarakan pendapat
b.      Berkhayal-berimajinasi
c.       Bermain
d.      Belajar
e.       Memahami bentuk yang ada disekitar anak
f.       Merasakan : Kegembiraan,Kesedihan, dan Rasa Keagamaan

              Dalam proses karya seni, pikiran dan perasaan anak aktif  bahkan pikiran anak bercampur dengan perasaanya. Anak pada usia dini belum dapat membedakan makna befikir dengan merasakan : semua masih menyatu dalam kegiatan bersifat refleksi. Alam pikiran dan perasaan anak ini terungkap dalam karya seni rupa anak.
              Proses komunikasi yang terjadi ketika anak menggambar sebenarnya adalah komunikasi intrapersonal yang egois semua kejadian ingin disatukan dalam gambar anak. Komunikasi ini sebagai bahasa rupa (visual), dimana angan dan pkiran diungkapkan lewat bentuk-bentuk. Bisa saja gambar tesebut menjadi suatu bentuk yang tidak kelihatan karena proses yang tidak terkendali.

2.      Seni Membantu Pertumbuhan Mental
              Pada saat anak ingin menyatakan bentuk yang dipikirkan,dirasakan dan dibayangkan. bentuk-bentuk tersebut hadir bersamaan dengan perkembangan usia mental anak
usia anak sekitar 7 samapai 8 tahun merupakan usia perkembangan penalaran anak, pikiran dan perasaan anak pun mulai memisah.pada pandangan psikiologi humanistik dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
              Teori psikoanalisis menjelaskan bahwa internal faktor sebagai modal awal, seperti : dasar pikiran,perasaan. Biasanya kedua faktor tersebut berjalan saling mempengaruhi secara seimbang. Misalnya : fisik,intelektual, emosional, dam intrapersonal dan didalam jiwa manusia berkembang kognisi,afeksi dan psikomotor yang mempengaruhi mental dan selanjutnya berpengaruh terhadap cara cipta seni rupa.
              Kecerdasan visual yang ada dalam pelajaran seni rupa sebenarnya dibutuhkan oleh anak dalam menanggapi lingkungan. Berarti pelajaran seni adalah upaya untuk memahami sekeliling melalui latihan daya ingat.
3.      Seni Rupa Membantu Belajar Yang Lain
              Secara garis besar peranan pelajaran seni rupa adalah membantu menggembangkan daya nalar anak. Jikalau pendidikan metematika diutamakan mengembangkan daya pikir, pendidikan sejarah mengembangkan persepsi global perkembangan umat manusia maka pendidikan seni rupa melatih perasaan dan wawasan komperehesif melalui pengalaman bentuk.

4.      Seni Sebagai Media Bermain
              Manusia adalah mahluk bermain, hampir setiap saat orang memerlukan kondisi untuk bermain, kegiatan bermain sebenarnya merupakan pencermatan terhadap bentuk, misalnya : keindahan,konstruksi dan teknologi ataupun proses. Proses ini sering dikatakan sebagai proses karya seni, ditinjau dari proses berkarya, cara cipta seni anak berbeda dengan orang dewasa. Berkarya seni rupa sebenarnya merupakan prilaku biasa, seperti berbicara, bermain dan berkhayal.
              Karya seni rupa difungsikan sebagai ungkapan perasaan, keinginan maupun pandangan terhadap dunia sekelilingnya. Beberapa ahli mengatakan bahwa anak bukan orang dewasa berukuran kecil; melainkan seni rupa anak berbeda dengan orang dewasa
Hakikat belajar seni rupa yang mengutamakan beraktifitas mencipta,menuangkan ide,imajinasi sebagai pembinaan cipta. Mengamati,merasakan dan mengapresiasi objek fisik maupun gerak adalah pembinaan rasa. Sedangkan berkarya dengan baik,tepat bentuk, keterampilan mencipta adalah pembina karsa.

LINGKUNGAN PENDIDIKAN TRIPUSAT



Pendidikan Keluarga, Sekolah dan masyarakat

A.     Keluarga Sekolah dan Masyarakat Sebagai Komponen Sistem Pendidikan
              Hakikat pendidikan berlangsung  sepanjang hayat, dimana pendidikan bisa berlangsung diberbagai lingkungan. Konsep yang sangat terkenal yang dikemukakan Ki. Hajar Dewantara, yaitu pendidikan dilingkungan informal (Keluarga), pendidikan formal (Sekolah), dan pendidikan nonformal (Masyarakaat). Hal ini sesuai juga dengan pasal 13 UURI No 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal.

B.     Keluarga (Lingkungan Pendidikan Informal)
              Keluarga merupakan unit sosial yang terkecil yang bersifat universal atau terdapat disetiap tempat di dunia menurut Kamanto Sunarto (1993) keluarga dibedakan berdasarkan.
·         Keanggotaannya
·         Garis keturunan
·         Pemegang kekuasaan
·         Bentuk perkawinan
·         Status sosial ekonomi
·         Keutuhannya

              Adapun fungsi keluarga antara lain fungsi biologis, ekonomis, edukatif, religius, sosialisasi, rekreasi, dan orientasi.
              Secara kodrati orang tua bertanggung jawab atas pendidikan anak dan atas kasih sayangnya orang tua mendidik anak, pelaksanaan pendidikan keluarga berlangsung secara alamiah tidak dirumuskan secara tersurat tetapi tersirat sehingga tujuan pendidikan dikeluarga umumnya adalah menjadi pribadi yang mantap, beragama, bermaral, dan baik dengan anggota masyarakat yang lain. Namun situasi dan kondisi pada keluarga juga mempengaruhi bagi kualitas pendidikan anak.

C.     Sekolah (Formal)
              Sekolah adalah satuan sosial lembaga sosial yang secara sengaja dibangun sesuai kekhususan tugasnya untuk melaksanakan proses pendidikan, menurut Odang Muchtar (1991). Sekolah dibagi menjadi tiga, yaitu :
Ø  Pendidikan dasar ( SD, MI, SMP, MTS )
Ø  Pendidikan menengah ( SMA, MA, SMK )
Ø  Pendidikan tinggi  ( Institut, Universitas, Akademi, dll )

              Tujuan Sekolah umumnya adalah memberikan bekal kemampuan kepada peserta didik dalam mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, masyarakat, warga negara, makhluk Tuhan, dan mempersiakan kejenjang selanjunya.
              Fungsi Sekolah pada umumnya adalah fungsi konservasi, motivasi, moralisasi, sosialisasi, Nasionalisasi, universalisasi,dan profesionalisasi. Demikian halnya dengan kurikulum sesuai dengan pasal 36 UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa kurikulum disusun sesuai jenjang pendidikan.

D.     Masyarakat (Nonformal)
              Masyrarakat adalah sekelompok manusia yang berintegrasi secara terorganisasi, menempati daerah tertentu dan mengikuti suatu cara hidup atau budaya tertentu. Di dalam Lingkungan masyarakat setiap orang memperoleh sesuatu yang sifatnya mendidik dari orang-orang yang ada disekitarnya atau melaui interaksi sosial tidak langsung.
Begitu halnya dengan jenjang pendidikan nonformal bisa dijalankan secara tidak terstruktur dan berjenjang atau sebaliknya terstruktur berjenjang.

LANDASAN PENDIDIKAN


Landasan Yuridis dan Landasan Filosofis Pendidikan

A.    Landasan Pendidikan
              Secara leksikal landasasn berarti tumpuan, dasar  atau  alas karena itu landasan merupakan tempat bertumpu, titik tolak atau dasar pijakan.
  Pendidikan merupakan kegiatan seseorang atau sekelompok orang atau lembaga dalam membentuk individu atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan.
              Landasan pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi atau titik tolak dalam rangka praktik pendidikan.
Empat jenis landasan pendidikan yaitu :
1.    Landasan Religius Pendidikan, merupakan asumsi-asumsi yang bersumber dari religi atau agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktik pendididkan.
2.    Landasan Filosofis Pendidiakan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang menjadi titik tolak dalam rangka praktik pendidikan.
3.      Landasan ilmiah Pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari berbagai cabang atau disiplin ilmu yang menjadi titik tolak dalam rangka praktik pendidikan. Tergolong kedalam landasan ilmiah antara lain :
a.       Landasan psikologis pendidikan
b.      Labdasan sosiologis pendidikan
c.       Landasan antropologi pendidikan
d.      Landasn histori pendidikan
4.   Landasan Yuridis atau Hukum,  yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari peraturan perundang-undangan yang berlaku yang menjadi titik tolak dalam rangka pendidikan.
              Funsi landasan pendidikan adalah memberikan landasan pijakan atau titik tolak bagi seseorang sekelompok orang atau lembaga dalam rangka praktik pendidikan.

B.     Landasan Yuridis pendidikan
    Landasan yuridis pendidikan adalah seperangkat asumsi yang bersumber dari peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai titik tolak dalam rangka penegelolaan, penyelenggaraan, dan kegiatan pendidikan dalam suatu sistem pendidikan nasional.
Landasan yuridis sistem pendidikan Nasional Indonesia antara lain :
1.      UUD 1945
2.      UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional
3.      PP No 27 tahun 1990 tentang pendidikan prasekolah
4.      PP No 28 tahun 1990 tentang pendidikan dasar
5.      PP No 28 tahun 1990 tentang pendidikan menengah
6.      PP No 30 dan 31 tahun 1999 tentang pendidikan tinggi

              Landasan yuridis pendidikan bersifat ideal dan normatif, artinya sesuatu yang diharapkan dilaksanakan dan mengikat untuk dilaksanakan oleh setiap penyelenggara, pengelola, dan pelaksana pendidikan didalam sistem pendidikan Nasional.
              Dasar pendidikan Nasional Indonesia adalah pancasila didalam pembukuan UUD 1945 tersirat cita-cita pendidikan Nasional yakni untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pasal 31 UUD 1945 secara tersurat menyatakan :
1.      Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
2.      Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
3.  Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan Nasional, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur undang-undang.
4.      Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 % dari APBN dan APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan Nasional.

              Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, demokratis serta bertanggung jawab.

C.    Landasan Filosofis Pendidikan
              Landasan filosofis pendidikan merupakan seperangkat asumsi pendidikan yang di deduksi dari asumsi-asumsi filsafat umum (metafisika, epistemologi, dan aksiologi) yang brsifat preskriptif dari suatu aliran filsafat tertentu.
              Epistemologi (hakikat pengetahuan) segala pengetahuan hakikatnya bersumber dari tuhan YME. Kebenaran pengetahuan ada yang bersifat mutlak( seperti dalam pengetahuan keagamaan/ revealed knowledge). Tetapi ada pula yang bersifat relatif (seperti dalam pengetahuan ilmiah sebagai hasil upaya manusia melaui riset).
              Aksiologi (hakikat nilai) sumber segala nilai hakikatnya adalah tuhan YME. Nilai-nilai individual dan nilai-nilai sosial tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai tuhan (agama).
              Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.
              Tujuan pendidikan bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan YME.
Kurikulum pendidikan disusun sesuai jenjang pendidikan dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia. Metode penddidikan berbagai metode pendidikan yang ada merupakan alternatif untuk diaplikasikan.